CATATAN EKONOMI
PENDAPATAN NASIONAL




MUHAMMAD ABID RAHMAN
XI MIPA 6


TAHUN PELAJARAN 2020/2021


A. Pengertian
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.

Pengertian Pendapatan Nasional Menurut Para Ahli :

1) Alfred Marshall. Seorang ahli ekonomi dari Inggris yang aktif di tahun 1890-an. Ia mengatakan bahwa pendapatan nasional adalah tenaga kerja dan modal dari suatu negara yang mengolah sumber alamnya untuk memproduksi sejumlah netto komoditi, baik material dan immaterial, termasuk jasa dan sejenisnya.
2) Arthur Cecil Pigou. Seorang ekonom dari Inggris dan merupakan murid dari Alfred Marshall. Ia menyebutkan, pendapatan nasional adalah bagian dari pendapatan objektif masyarakat, termasuk pendapatan yang berasal dari luar negeri yang dapat diukur dalam uang.
3) Irving Fisher. Ahli ekonomi asal Amerika Serikat yang aktif di tahun 1890-an. Menurutnya, pendapatan nasional yang hakiki adalah netto yang langsung dikonsumsi di tahun itu juga.
4) Sadono Sukirno. Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.

B. Manfaat
1. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara
2. Mengevaluasi kinerja perekonomian dalam skala tertentu
3. Mengukur perubahan perekonomian dari waktu ke waktu
4. MembandingkanMembandingkan kinerja ekonomi antar sektor
5. Sebagai indikator kualitas hidup suatu negara
6. Sebagai indikator perbandingan kinerja ekonomi antar negara
7. Sebagai indikator perbandingan kualitas standar hidup satu negara dengan negara lain
8. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu
9. Sebagai ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dan kekayaan antar negara




C.Komponen / Konsep Pendapatan Nasional
Dalam menghitung pendapatan nasional, dibutuhkan kategori-kategori dalam pendapatan nasional itu sendiri. Pada dasarnya, pendapatan nasional dibagi menjadi enam kategori, di antaranya:


• Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun.
Rumus :
GDP = Pendapatan Masyarakat DN (dalam negeri) + Pendapatan Asing DN
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan maupun instansi asing yang terkait, asalkan wilayahnya masih dalam wilayah suatu negara atau domestik tersebut. Contohnya seperti perusahaan X dari Jepang yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil berupa barang dan jasa tersebut termasuk ke dalam GDP. Barang yang dihasilkan termasuk modal yang belum diperhitungkan, maka bersifat bruto.

• Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut yang dihasilkan dil uar negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di Malaysia, hasil berupa barang dan jasanya termasuk dalam GNP.
Rumus : 
GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI LN (luar negeri) – Pendapatan Asing DN

• Produk Nasional Netto (NNP)
Rumus :
NNP = GNP – depresiasi (penyusutan barang modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi. Umumnya bersifat taksiran, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan meskipun relatif kecil.




• Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Rumus :
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dan lain-lain.

• Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat , temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang pegawai negeri, maupun pendapatan pengusaha yang didapatkan secara berantai.
Rumus :
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment

Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu. Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya.

• Pendapatan yang siap dibelanjakan
Disebut juga dengan disposible income yaitu pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Rumus :
DI = PI – Pajak Langsung

Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, seperti pajak pendapatan.

D. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional

Sebagai jumlah dari keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi, pendapatan nasional membutuhkan penghitungan yang tepat dan akurat, sehingga nilai yang diperoleh benar-benar sesuai dengan data yang ada, bukan sekadar pencitraan pemerintah saja. Bicara tentang cara menghitung pendapatan nasional, terdapat tiga pendekatan cara menghitung pendapatan nasional.


1. Pendekatan pengeluaran
Cara menghitung pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran dari berbagai sektor ekonomi, seperti rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri suatu negara selama satu tahun. Pengeluaran yang dimaksudkan dalam pendekatan ini mencakup konsumsi, investasi, pemerintah, ekspor, dan impor. Dari komponen pengeluaran tersebut, penghitungan pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai berikut.

Y = C + I + G + (X – M)

Keterangan:
Y = pendapatan nasional
C = konsumsi rumah tangga
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor

2. Pendekatan produksi
Produksi dapat dipahami sebagai kegiatan untuk menciptakan suatu barang atau jasa yang memiliki nilai tambah. Berkenaan dengan hal tersebut, penghitungan pendapatan nasional melalui pendekatan produksi dilakukan dengan menjumlahkan nilai tambah dari seluruh sektor produksi selama satu tahun. Cara ini dapat diformulasikan sebagai berikut.

Y = {(P1 x Q1) + (P2 x Q2) + … + (Pn x Qn)}

Keterangan:
Y = pendapatan nasional
P1 = harga barang ke-1
P2 = harga barang ke-2
Pn = harga barang ke-n
Q1 = jenis barang ke-1
Q2 = jenis barang ke-2
Qn = jenis barang ke-n

3. Pendekatan pendapatan
Selain dengan pendekatan pengeluaran dan produksi, pendapatan nasional juga dapat dihitung dengan pendekatan pendapatan. Pada metode pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh seluruh pemilik faktor produksi selama satu tahun. Faktor produksi yang dimaksudkan mencakup tenaga kerja, modal, tanah, dan keterampilan atau keahlian atau kewirausahaan.
Adapun pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksitersebut tidaklah sama. Pendapatan tenaga kerja berupa upah, pemilik modal berupa bunga, pemilik tanah berupa sewa, dan keterampilan atau keahlian berupa laba. Cara menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Y = r + w + i + p

Keterangan:
Y = pendapatan nasional
r = pendapatan upah atau gaji
w = pendapatan sewa
i = pendapatan bunga
p = pendapatan laba usaha








• Perhitungan Pendapatan Perkapita 
Pendapatan per kapita adalah standar untuk melihat kemakmuran di sebuah negara. Sering dikenal juga dengan sebutan pendapatan rata-rata penduduk di sebuah negara. 
Rumus Perhitungan Pendapatan Perkapita :


• Kurva lorenz dan koefisien gini
Koefisien Gini digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang disebut Kurva Lorenz. Kurva ini memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase jumlah penduduk dan persentase pendapatan yang diperoleh selama kurun waktu tertentu, biasanya setahun.


distribusi pendapatan semakin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan semakin tidak merata jika nilai Koefisien Gini makin mendekati satu. 

Contoh Soal 
1.Diketahui PDB suatu negara sebesar Rp. 525.000.000.000, pendapatan hasil faktor produksi luar negeri sebesar Rp. 16.125.000.000 dan PNN sebesar Rp. 533.527.900.000. penyusutan yang terjadi! 

Diket : 
PDB = Rp. 525.000.000.000  
Pendapatan hasil faktor produksi luar negeri = Rp. 16.125.000.000
PNN = Rp. 533.527.900.000

Ditanya : Depresiasi

Dijawab :
PNB = PDB - Pendapatan hasil faktor produksi luar negeri 
= Rp. 525.000.000.000 + Rp. 16.125.000.000
= Rp. 541.125.000.000
PNN = PNB - Penyusutan 
Rp. 533.527.900.000 = Rp. 541.125.000.000 - Penyusutan 
Penyusutan = PNB - PNN
= Rp. 541.125.000.000 - Rp. 533.527.900.000 
= Rp. 7.597.100.000
2. Diketahui data-data perekonomian negara A ditunjukan dalam tabel terlampir, dalam satuan triliun. Hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan!  
Pendapatan 
Rp 

Sewa tanah
7.500

Upah
525

Bunga modal
500

Laba Usaha
400


Diketahui : 
R = 7.500 W = 525 
I = 500 p = 400

Ditanya : NI 

Dijawab :
NI = R + W + I + p
NI =7.500 + 525 + 500 + 400
NI = 8.925 
Jadi, pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan adalah 8.925 triliun rupiah

Komentar